Upaya Mekanisme Pemberian Bantuan Terhadap Siswa Bermasalah





KELAS 1F
NAMA ANGGOTA
1.
AIMATUS
SHOLIKHAH
2.
DITA
AYU AGGRAINI
3.
RAHMA
NUR MAULINA
4.
WAHYU
NITASARI

UNIVERSITAS
NUSANTARA PGRI KEDIRI
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENGETAHUAN
2013/2014
Kata Pengantar
Asslamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas taufik dan
hidayah-Nya Tugas Makalah Bimbingan
Konseling SD yang berjudul ”UPAYA DAN MEKANISME PEMBERIAN
BANTUAN TERHADAP SISWA BERMASALAH” dapat
diselesaikan.
Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
menyusun materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dra.
Sri Panca Setyawati, M.pd
Dan
tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua anggota yang ikut bekerjasama
dalam penyelesaian pembuatan makalah ini.
Dalam tugas yang kami buat ini tentu kiranya masih
terjadi banyak kekurangan terhadap pernyataan yang kami sampaikan. Kami selaku
yang menjalankan tugas memohon maaf yang sebesarnya, jika masih ada kekurangan
dari apa yang kami sampaikan, karena mengingat kami masih dalam tahap
pembelajaran. Dan kami harap dosen
pembimbing mata kuliah “Bimbingan
Konseling SD” akan
selalu memberikan masukan dan arahan demi kebaikan kami kedepannya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Penyusun,
DAFTAR ISI
JUDUL
.....................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................................
2
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
MASALAH.........................................................................
4
1.2 RUMUSAN
MASALAH..........................................................................................
5
1.3 MANFAAT DAN
TUJUAN......................................................................................5
BAB II UPAYA DAN MEKANISME
PEMBERIAN BANTUAN TERHADAP SISWA BERMASALAH
2.1 MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI SISWA DI
SEKOLAH..................6
2.2 UPAYA BK TERHADAP PEMBERIAN BANTUAN PADA
SISWA
BERMASALAH....................................................................................................
8
2.3 MEKANISME PEMBERIAN
BANTUAN.......................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................
12
3.2 SARAN.................................................................................................................
13
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang
bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di dalam
kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan atau masalah yang silih berganti.
Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya.
Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi
tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu
orang lain.
Manusia adalah sasaran pendidikan. Pendidikan bermaksud membantu
peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.peserta
didik merupakan pribadi-pribadi yang sedang berada dalam proses berkembang
kearah kematangan. Masing-masing peserta didik memiliki karakteristik pribadi
yang unik. Dalam arti terdapat perbedaan individual diantara mereka, seperti
menyangkut aspek kecerdasan, emosi, sosiabilitas, sikap, kebiasaan, dan
kemampuan penyesuaian diri. Dalam dunia pendidikan, peserta didikpun tidak
jarang mengalami masalah-masalah, sehingga tidak jarang dari peserta didik yang
menunjukkan berbagai gejala penyimpangan perilaku yang merentang dari kategori
ringan sampai dengan berat.
Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik, maka
perlu adanya upaya dan mekanisme pemberian bantuan terhadap pemecahan masalah melalui
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Disini, guru memiliki perananan yang
sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi
tentang keadaan siswa atau pesrta didik. Di dalam melakukan bimbingan dan
konseling, kerja sama konselor dengan personel lain di sekolah merupakan suatu
syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Kerja sama ini akan menjamin tersusunnya
program bimbingan dan konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran, serta
realistik.
1. 2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa
masalah-masalah yang dihadapi siswa di sekolahan?
2.
Apa
upaya BK terhadap pemberian bantuan terhadap siswa bermasalah?
3.
Bagaimana
mekanisme pemberian bantuan terhadap siswa bermasalah?
1.3. Manfaat dan Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah adalah sebagai berikut:
1.
Dapat
mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa di sekolahan.
2.
Dapat
mengetahui upaya BK terhadap pemberian bantuan pada siswa bermasalah.
3.
Dapat
mengetahui bagaimana mekanisme Bk terhadap pemberian bantuan pada siswa
bermasalah.
BAB
II
UPAYA
DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN TERHADAP SISWA BERMASALAH
2.1 Masalah-masalah yang dihadapi Siswa di
Sekolahan
Masalah ialah suatu yang menghambat,
merintangi, mempersulit bagi orang dalam usahanya mencapai sesuatu. Bentuk
konkrit dari hambatan/rintangan itu dapat bermacam-macam, misalnya godaan,
gangguan dari dalam atau dari luar, tantangan yang ditimbulkan oleh situasi
hidup. Masalah yang timbul dalam kehidupan siswa di sekolah beraneka ragam,
diantaranya sebagai berikut:
a. Masalah Perkembangan Individu
Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa
hereditas tertentu. Hal ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh
melalui pewarisan dari pihak orang tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut
fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Perkembangan
dapat berhasil dengan baik, jika factor-faktor tersebut bisa saling melengkapi.
Untuk mencapai perkembangan yang baik harus ada asuhan terarah. Asuhan dalam
perkambangan dengan melalui proses belajar sering disebut pendidikan. Tugas-tugas
perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku atau keterampilan yang
seyogianya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase
perkembangannya.
b. Masalah Kebutuhan Individu
Kebutuhan
merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku
karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan ini
sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri. Jika individu
berhasil dalam memenuhi kebutuhannya, maka dia akan merasa puas, dan sebaliknya
kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan banyak menimbulkan masalah baik
bagi dirinya maupun bagi lingkungan.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri
individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Beberapa
diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan:
1.
memperoleh
kasih sayang;
2.
memperoleh
harga diri;
3.
untuk
memperoleh pengharapan yang sama;
4.
ingin dikenal;
5.
memperoleh
prestasi dan posisi;
6.
untuk
dibutuhkan orang lain;
7.
merasa bagian
dari kelompok;
8.
rasa aman dan
perlindungan diri;
9.
untuk memperoleh
kemerdekaan diri.
c. Masalah Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental
Kegiatan atau tingkah merupakan
laku individu pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan kebutuhan. Banyak cara
yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik secara yang
wajar maupun yang tidak wajar, cara yang disadari maupun cara yang tidak
disadari. Yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan ini, indiviidu harus
dapat menyesuaikan antar kebutuhan dengan segala kemungkinan yang ada dalam
lingkungan, disebut sebagai proses penyesuaian diri. Individu harus dapat
menyesuaikan diri dengan berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah
maupum masyararakat.
d. Masalah belajar
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan
inti. Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembang-an
melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai
proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam kognitif, af'ektif, maupun
psikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam interaksi dengan
lingkungan secara efisien.
Dalam kegitatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik
bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan
knndisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan
jonis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan
proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis
kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar
yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar,
menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian,
memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.
2. 2 Upaya BK terhadap pemberian
bantuan pada siswa bermasalah
Upaya BK terhadap pemberian bantuan dapat digunakan dengan melakukan
berbagai macam pendekatan. Dilihat dari pendekatan bimbingan, bimbingan itu
dibagi menjadi 4 pendekatan yaitu : (1) pendekatan krisis; (2) pendekatan
remedial; (3) pendekatan preventif; (4) pendekatan perkembangan.
a. Pendekatan Krisis
Pendekatan krisis adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu
yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan bertujuan untuk mengatasi
masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis ini, konselor
menunggu klien yang datang, selanjutnya mereka memberikan bantuan sesuai dengan
masalah yang dirasakan klien.
Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikoanalisis. Psikoanalisis
terpusat pada pengaruh masa lampau sebagai suatu hal yang menentukan bagi
fungsinya kepribadian pada masa kini. Pengalaman-pengalaman pada masa lima atau
enam tahun pertama dari kehidupan individu dipandang sebagai akar dari krisis
individu yang bersangkutan pada masa kini.
b.
Pendekatan Remedial
Pendekatan remedial adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu
yang mengalami kesulitan. Tujuan bimbingan adalah untuk memperbaiki
kesulitan-kesulitan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini konselor
memfokuskan pada kelemahan-kelemahan individu yang selanjutnya berupaya untuk
memperbaikinya.
Pendekatan remedial ini banyak dipengaruhi oleh aliran psikologi
behavioristik. Pendekatan behavioristik ini menekankan pada perilaku klien di
sini dan saat ini. Perilaku saat ini dari individu dipengaruhi oleh suasana
lingkungan pada saat ini pula. Oleh sebab itu untuk memperbaiki perilaku
individu perlu ditata lingkungan yang mendukung untuk perbaikan perilaku
tersebut.
c.
Pendekatan Preventif
Pendekatan preventif adalah upaya bimbingan yang diarahkan untuk
mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan mencoba mencegah jangan sampai
terjadi masalah tersebut pada individu. Konselor berupaya untuk mengajarkan
pengetahuan dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
Pendekatan kuratif ini tidak didasari oleh teori tertentu yang khusus.
Pendekatannya dapat dikatakan mempunyai banyak teknik terapi, tetapi hanya
sedikit konsep.
d.
Pendekatan Perkembangan
Bimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah bimbingan dan
konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling adalah edukatif,
pengembangan, dan outreach. Edukatif karen titik berat kepedulian bimbingan dan
konseling terletak pada pencegahan dan pengembangan, bukan pada korektif atau
terapeutik, walaupun hal itu tetap ada dalam kepedulian bimbingan dan konseling
perkembangan. Pengembangan, karena titik sentral tujuan bimbingan dan konseling
adalah perkembangan optimal dan strategi upaya pokoknya adalah memberikan
kemudahan perkembangan bagi individu melalui perekayasaan lingkungan
perkembangan. Outreach, karena target populasi layanan bimbingan dan konseling
tidak terbatas kepada individu bermasalah dan dilakukan secara individual
tetapi meliputiragam dimensi (masalah, target intervensi, setting, metode, lama
waktu layanan) dalam rentang yang cukup lebar. Teknik yang digunakan dalam
bimbingan dan konseling perkembangan adalah pembelajaran, pertukaran informasi,
bermain peran, tutorial dan konseling.
2. 3 Mekanisme Pemberian Bantuan
a. Mekanisme Penanganan Siswa di Sekolah
Tahun 1990 tebit Peraturan Pemerintah nomor 28 dan 29, yang secara
tegas dinyatakan bahwa bimbingan merupakan suatu layanan pendidikan yang harus
diperoleh semua peserta didik dalam rangka membantu mereka mengarahkan
perencanaan masa depan sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan masing-masing.
Pelayanan BK kepada siswa mencakup 4 bidang : yaitu pribadi, sosial,
belajar, dan karir. Keempat bidang tersebut akan dilayani melalui lima
aktivitas layanan :
1.
Identifikasi
masalah (pendataan), yaitu penetapan jenis dan masalah serta latar belakang
sebagai landasan untuk pelayanan selanjutnya.
2.
Diagnosis,
yaitu dalam kerangka menelusuri faktor penyebab munculnya masalah yang dialami
siswa.
3.
Prognosis,
yaitu menganalisis kemungkinan terentaskan masalah yang dialami siswa dengan
berbagai alternative penyelesaian masalah.
4.
Treatment,
yaitu menentukan metode atau teknik yang digunakan dalam mengentaskan masalah
yang dialami siswa.
5.
Evaluasi dan
tindak lanjut, sebagai upaya untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan
pelayanan yang diberikan dan sekali gus juga sebagai kelanjutan penelitian
terhadap layanan BK selanjutnya.
Bimbingan
merupakan suatu proses yang sangat kompleks dan boleh dikatakan rumit,
karena berkaitan dengan perilaku manusia, yang berdimensi jamak dan sukar
sekali diramalkan. Oleh sebab itu, konselor yang peduli dengan siswa tentu akan
selalu meningkatkan kreativitas setiap saat. Atas dasar asumsi itulah makalah
ini disajikan kepada peserta seminar, semoga pokok kajian yang disampaikan dapat
menambah khasanah pengetahuan dan kererampilan kita para konselor sekolah dalam
rangka menuju konselor yang professional.
Meski saat ini paradigma pelayanan Bimbingan dan Konseling lebih
mengedepankan pelayanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, pelayanan
Bimbingan dan Konseling terhadap siswa bermasalah tetap masih menjadi
perhatian. Dalam hal ini, perlu diingat bahwa tidak semua masalah siswa harus
ditangani oleh guru BK (konselor). Dalam hal ini, Sofyan S. Willis (2004)
mengemukakan tingkatan masalah berserta mekanisme dan petugas yang
menanganinya, sebagaimana tampak dalam bagan berikut :
Tingkatan masalah siswa berserta mekanisme
penanganannya
1.
Masalah (kasus)
ringan, seperti: membolos, malas,
kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah,
bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan berkonsultasi kepada
kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.
2.
Masalah (kasus)
sedang, seperti: gangguan emosional,
berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar,
karena gangguan di keluarga, minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri
kelas sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing
oleh guru BK (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah,
ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakankonferensi
kasus.
3.
Masalah (kasus)
berat,seperti: gangguan emosional
berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku kriminalitas, siswa hamil,
percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau senjata api. Kasus
berat dilakukan referal (alihtangan kasus) kepada ahli psikologi dan psikiater,
dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi
kasus.
Dengan melihat penjelasan di atas, tampak jelas bahwa penanganan siswa
bermasalah melalui pendekatan Bimbingan dan Konseling tidak semata-mata menjadi
tanggung jawab guru BK/konselor di sekolah tetapi dapat melibatkan pula
berbagai pihak lain untuk bersama-sama membantu siswa agar memperoleh
penyesuaian diri dan perkembangan pribadi secara optimal.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpilan
Perlunya layanan bimbingan di sekolah adalah
berlatarbelakangkan tiga aspek. Pertama adalah aspek lingkungan, khususnya
lingkungan. sosial kultural, yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi
individu siswa sebagai subjek didik, dan sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Sebagai akibat dari lingkungan pengaruh sosial-kultural ini, maka individu
memerlukan adanya bantuan dalam perkembangannya, dan sekolahpun memerlukan
pendekatan khusus. Bantuan dan pendekatan yang diperlukan adalah layanan
bimbingan dan konseling.
Aspek yang kedua adalah lembaganya itu sendiri yaitu
pendidikan yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kepribadian subjek
didik. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilaksanakan secara tuntas
baik dalam proses kegiatannya maupun tindak dan para pelaksana nya yaitu guru
sebagai pendidik. Untuk menuntaskan pendidikan, diperlu kan adanya layanan
bimbingan dan konseling.
Aspek ketiga adalah yang menyangkut segi subjek didik
sebagai pribadi yang unik, dinamik dan berkembang, memerlukan pendekatan dan
bantuan yang khusus melalui layanan bimbingan dan konseling.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aspek lingkungan
(sosial kultural) pendidikan, dan siswa (psikologis) merupakan latar
belakang perlunya layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
3.2 Saran
Untuk menciptakan pelayanan bimbingan secara bermutu, maka
para pembimbing, guru, dan personel sekolah lainnya perlu mendapatkan
penambahan, perluasan, atau pendalaman tentang konsep-konsep atau
keterampilan-keterampilan tertentu tentang bimbingan, sesuai dengan deskripsi
pekerjaan (kinerja) masing-masing. Bentuk pengembangan staf ini bisa
dilaksanakan melalui seminar atau lokakarya. Melalui kegiatan pengembangan ini
diharapkan personel sekolah memiliki kompetensi atau kemampuan sesuai dengan
deskripsi kerja
(kinerja) masing-masing.
(kinerja) masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/03/strategi-pelaksanaan-layanan-bimbingan-dan-konseling/.
[13 april 2014]
pelayanan bimbing memang slalu menjadi solusi untuk mengatasi siswa bandel di sekolah, kami juga punya solusi, silahkan kunjungi website kami ABSENSI SISWA
BalasHapus